Artikel

Jati Kluwih dalam Dua Sisi

Jul

02

Jati Kluwih dalam Dua Sisi

Jati Kluwih dalam Dua Sisi

Sepintas tanaman ini mempunyai penampakan yang sama dengan tanaman jati pada umumnya, mempunyai batang yang mono podial, batang silindris, tajuk membulat, kulit batang beralur dangkal, berwarna coklat keputihan, berdaun hijau mengkilat dengan bentuk oval dan kesamaan- kesamaan lainnya. Jika tanaman ini mepunyai banyak kesamaan dengan tanaman jati itu memang sudah semestinya, karena memang tanaman ini mempunyai kedekatan kekerabatan secara taksonomis dengan tanaman jati yang selama ini kita kenal.

 

Di masyarakat Jawa termasuk di Yogyakarta, terutama pada kalangan generasi tua di masyarakat pedesaan, tanaman ini sangat dikenal bukan hanya sebagai tanaman jati biasa, tanaman ini dikenal sebagai tanaman yang istimewa karena mempunyai legenda budaya dalam kejadianya. Legenda tersebut yaitu cerita perjalanan dua tokoh wali penyebar agama yang bernama Sunan Kalijaga dan Sunan Geseng, muridnya, di wilayah yang saat ini bernama Dusun Banyuurip, Desa Jatimulyo, Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul. Jati keluwih merupakan produk dari bercandanya kedua tokoh ini terhadap suatu jenis tanaman yang bukan tanaman jati maupun keluwih. Mereka berdua saling tunjuk terhadap tanaman tersebut. Sunan Kali Jaga menunjuk dan menyebutnya jati, sedangkan Sunan Geseng menunjuk dan menyebutnya keluwih. Saling tunjuk dalam bingkai bercanda ini menyebabkan berubahnya tanaman yang bukan jati dan bukan keluwih itu menjadi jenis tanaman baru yang berpenampilan jati namun daunnya menyerupai daun tanaman keluwih. Sejak saat itu tanaman baru tersebut diberi nama oleh Sunan Kali Jaga “Jati Kluwih“.

 

Terlepas dari aspek budaya lokal yang membingkai eksistensi tanaman ini, secara ilmiah tanaman ini merupakan sebuah subspecies tersendiri. Tanaman ini dalam masyarakat jawa bernama “Jati Kluwih“, ada juga yang menyebutnya jati lanang, karena jati keluwih ini tidak selalu dapat menghasilkan buah yang fertil. Secara taksonomis, tanaman ini merupakan salah satu subspecies dari tanaman jati di Indonesia yang mempunyai nama botani “Tectona grandis abludens”. Secara lengkap susunan taksonominya adalah sebagai berikut:

Kerajaan: Plantae

Filum: Magnoliophyta

Kelas: Magnoliopsida

Ordo: Lamiales

Famili: Lamiaceae

Genus: Tectona

Spesies: Tectona grandis

Subspesies: Tectona grandis abludens

 


Secara morfologis, yang membedakan tanaman jati kluwih dengan kedua jenis jati lainnya, yaitu: Tectona philippinensis dan Tectona hamiltoniana adalah bentuk daunnya. Jati kluwih mempunyai bentuk daun dengan tepi daun bercangap menyerupai daun keluwih.

 

Pada masanya dulu, jati kluwih banyak dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai bahan pembuatan kerajinan, sebagai bahan untuk ukiran kayu, werongko dan gagang keris, serta landean tombak. Hal ini disebabkan jati kluwih mempunyai tekstur yang halus dengan tingkat kekerasan yang sedang.

 

Pada saat ini, tanaman jati kluwih sudah langka bahkan mempunyai kecenderungan menuju kepunahan karena terlihat dari tiga pohon yang masih tersisa yaitu di Banyuurip Bantul, Selang dan Tahura Bunder Gunungkidul tidak ditemukan buah, sepertinya tanaman ini sudah kehilangan kemampuan menghasilkan buah karena genetic basicnya rendah yang disebabkan oleh kelangkaan populasi yang dialaminya.


Penulis: M. Taufik Joko Purwanto