Jun
04
Identifikasi Kupu - Kupu di Taman Hutan Raya Bunder 2021
Potensi keanekaragaman hayati yang dapat digali dan
dieksplor untuk kepentingan pendidikan, penelitian, dan konservasi satwa liar
adalah satwa jenis kupu-kupu. Penelitian dan perhatian terhadap satwa ini
merupakan salah satu jenis wisata pendidikan minat khusus. Kawasan Tahura
Bunder menyediakan berbagai macam bentuk dan ragam kegiatan wisata minat khusus
terutama untuk kegiatan pendidikan konservasi dan penelitian.
Seri pengamatan dan penelitian melalui identifikasi
jenis kupu-kupu dilakukan oleh salah satu komunitas pemerhati satwa tersebut
yang berasal dari institusi perguruan tinggi di Yogyakarta yaitu BSO Arwana FMIPA
UNY. Selama beberapa tahun terakhir BSO Arwana FMIPA UNY telah melakukan
kegiatan penelitian dan identifikasi satwa jenis kupu-kupu di kawasan Tahura
Bunder. Sejak tahun 2018 telah dilakukan seri kegiatan pengamatan, penelitian,
dan identifikasi jenis kupu-kupu oleh BSO Arwana FMIPA UNY di kawasan Tahura
Bunder. Berdasarkan hasil pengamatan diketahui telah berhasil teridentifikasi
sejumlah 41 spesies kupu-kupu dengan berbagai jenis dan family yang berbeda.
Kegiatan pengamatan dan penelitian terakhir yang dilakukan adalah pada awal 2021. Hasil pengamatan dan identifikasi menunjukkan bahwa teridentifikasi sebanyak 4 (empat) spesies kupu-kupu baru di kawasan Tahura Bunder yang belum teridentifikasi ataupun ditemui pada seri pengamatan-pengamatan sebelumnya yaitu : Tanaecia iapis, Ypthima pandocus, Yoma sabina, dan Caleta roxus. Hasil tersebut menjadikan total spesies kupu-kupu yang berhasil teramati dan teridentifikasi di kawasan Tahura Bunder sampai tahun 2021 sebanyak 45 spesies.
Kupu-kupu merupakan satwa yang sangat sensitif
terhadap perubahan lingkungan atau ekosistem sehingga dapat menjadi
bioindikator terhadap perubahan kualitas lingkungan. Oleh karena itu, bertambahnya
jenis kupu-kupu yang berada di Tahura Bunder cukup membuktikan bahwa kawasan
Tahura Bunder masih memiliki ekosistem yang baik bagi hidupan satwa liar,
khususnya kupu-kupu. Hal tersebut didukung dengan adanya ketersediaan pakan
maupun tanaman inang di kawasan hutan.
Pertambahan jenis ini juga merupakan hasil dari tercapainya harapan Tahura Bunder dalam pelaksanaan kegiatan pemulihan ekosistem. Kegiatan tersebut tidak hanya bertujuan untuk merestorasi kawasan hutan bunder, melainkan juga untuk melestarikan ekosistem hutan. Dengan begitu, Tahura Bunder dapat tetap menjadi habitat yang baik bagi hidupan liar, baik satwa maupun tumbuhan.
Fitri Kusriyanti, S.Hut. (Penyuluh Kehutanan)
Joharman ZW, S.Hut. (Pengendali Ekosistem Hutan)
gambar dan kontributor informasi : BSO Arwana FMIPA
UNY