Jun
14

Jenis-Jenis Ular yang Sering Muncul di Pemukiman - Bagian 2
2. Ular pucuk (Ahaetulla prasina)
Ular pucuk adalah sejenis ular pohon bertubuh kecil dan ramping yang diklasifikasikan sebagai marga Ahaetulla. Dinamakan ular pucuk karena bentuk tubuhnya yang menyerupai pucuk-pucuk tanaman yang Panjang dan hijau cerah. Dalam Bahasa Inggris disebut dengan vine snakes atau Asian vine-snake.
Dalam marga Ahaetulla sendiri, terdapat banyak spesies ular pucuk. Salah satunya yang paling sering dijumpai adalah ular gadung (Ahaetulla prasina). Di Indonesia, ketika ada yang menyebut ular pucuk, biasanya merujuk pada ular gadung ini.
Penampang tubuh ular gadung mirip dengan pucuk tanaman gadung (Dioscorea hispida), karena itulah ular ini diberi nama ular gadung.
Klasifikasi Taksonomi
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Subfilum : Vertebrata
Ordo : Reptilia
Subordo : Squamata
Famili : Colubridae
Genus : Ahaetulla
Spesies : Ahaetulla prasina (F. Boie, 1827)
Ciri-Ciri Morfologi
Panjang tubuh ular gadung dapat mencapai hingga 2 m. Namun, yang sering ditemui panjangnya hanya kira-kira 1-2 m. Tubuhnya ramping, cocok untuk mejelajah di antara pepohonan. Kepala berbentuk runcing seperti anak panah. Mata berukuran agak besar dengan pupil mendatar (horizontal), seolah-olah sedang memejamkan mata. Ekor panjang dan berfungsi sebagai pencengkeram ranting, seperti halnya ular pohon lainnya. Tubuh bagian atas berwarna hijau daun atau hijau kelabu. Tepian sisik pada sisi badannya berwarna hitam, putih atau biru pucat. Bagian bawah tubuh berwarna lebih pucat atau hijau kekuningan, dengan garis tipis berwarna kuning di kedua sisinya.
Ular ini bertaring belakang dan memiliki bisa rendah. Sekilas penampakannya mungkin seperti ular hijau buntut merah (Trimeresurus albolabris) yang berbahaya.
Habitat dan Perilaku
Habitat ular gadung adalah hutan primer dataran rendah, hutan pegunungan lembab, hutan sekunder, hutan terbuka, hutan kering dan perkebunan hingga ketinggian 2100 m dpl.
Ular ini tinggal di pepohonan, tanaman dan semak-semak liar yang subur. Selain itu, ular ini juga sering dijumpai di perkebunan teh, sawah, serta vegetasi pinggir jalan dan taman-taman kota. Ular ini sering dijumpai di pekarangan rumah, karena itu ular ini juga termasuk sering dijumpai masuk ke dalam rumah.
Ular ini memangsa cecak pohon, kadal pohon dan katak pohon. Karena itu ular gadung berperan sebagai penyeimbang populasi cecak pohon, kadal dan katak pohon tersebut. Kadang-kadang juga memangsa anak burung yang ditinggal induknya.
Dalam rantai makanan, selain sebagai pemangsa, ular ini juga menjadi mangsa burung-burung besar (pemangsa), biawak dan juga jenis-jenis ular lain yang lebih besar.
Apabila merasa terancam/terganggu, ular ini akan melengkungkan lehernya sehingga membentuk seperti huruf S, lalu memipihkan lehernya. Pada saat tersebut, maka akan terlihat tepian sisik yang berwarna hitam, putih dan/atau biru pucat. Ular gadung melakukan hal tersebut untuk mengancam pengganggunya agar pergi menjauh. Mungkin, dengan memipihkan lehernya, dia merasa kayak cobra yak, hehe.
Ular ini bersifat diurnal atau aktif pada pagi hingga siang hari. Meskipun merupakan satwa arboreal, namun sering juga ditemukan di tanah saat sedang mencari mangsa.
Ular gadung berkembang biak dengan melahirkan. Jumlah anak sekali melahirkan antara 4-10 ekor yang masing-masing berukuran panjang antara 24-49 cm.
3. Ular Tanah (Calloselasma rhodostoma)
Bersambung ke bagian berikutnya…
Keterangan gambar: Rushenb dari Wikimedia Commons
(Dari berbagai sumber)