Oct
29

Mempertegas Eksistensi Kawasan Hutan Konservasi Taman Hutan Raya Bunder
Kawasan hutan konservasi yang ada di DIY terdiri atas Cagar Alam Imogiri,
Cagar Alam/Taman Wisata Alam Gunung Gamping, Suaka Margasatwa Sermo, Suaka
Margasatwa Paliyan, Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM), dan Taman Hutan Raya
(Tahura) Bunder. Selain Tahura Bunder, semua kawasan
konservasi tersebut dikelola oleh Pemerintah Pusat (Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan RI), sedangkan untuk Tahura Bunder dikelola oleh
Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta melalui Dinas Lingkungan Hidup dan
Kehutanan.
Kawasan Hutan
Konservasi Taman Hutan Raya Bunder
Taman
Hutan Raya (Tahura) adalah Kawasan Pelestarian Alam untuk tujuan koleksi tumbuhan dan/atau satwa
alami dan bukan alami, jenis asli dan/atau bukan jenis asli, yang tidak invasif dan dimanfaatkan untuk kepentingan penelitian, ilmu
pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, budaya, pariwisata, dan rekreasi.
(PP Nomor 28 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Kawasan Suaka Alam dan Kawasan
Pelestarian Alam)
Secara
administratif, Tahura Bunder terletak di wilayah Kapanewon Patuk dan Kapanewon Playen Kabupaten
Gunungkidul, yang dapat ditempuh sekitar 60
menit dari Kota Yogyakarta melalui
Jalan Raya Yogya – Wonosari. Taman Hutan Raya Bunder ditetapkan oleh Kementerian Kehutanan RI,
berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan
Republik Indonesia Nomor : SK.144/ Menhut-II/ 2014 Tentang Penetapan Kawasan
Hutan Taman Hutan Raya Bunder Seluas 634,10 Ha yang terletak di Kecamatan Playen dan Kecamatan Patuk, Kabupaten
Gunungkidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Konservasi Keanekaragaman
Hayati dan Ekosistemnya
Sebelum
ditunjuk sebagai Taman Hutan Raya, kawasan hutan tersebut merupakan hutan
produksi yang didominasi oleh ekosistem hutan tanaman kayu putih, mahoni,
akasia, jati, sengon buto, dan berbagai jenis tanaman lainnya. Setelah
perubahan fungsi menjadi hutan konservasi, maka kawasan ini dikelola untuk
kepentingan konservasi sumberdaya alam hayati serta ekosistemnya yang berupa
flora fauna dan habitatnya serta perlindungan sistem penyangga kehidupan
seperti menjaga keberlangsungan siklus hidrologi, menjaga ekosistem DAS,
mencegah erosi, dan sebagainya.
Salah
satu upaya pemulihan ekosistem kawasan dilakukan dengan
kegiatan rehabilitasi hutan untuk
pengkayaan jenis melalui penanaman berbagai macam tanaman hutan seperti kuntobimo, bendo,
bintaro, pucung, eboni, walikukun, nyamplung, pulai, pucung, gayam, kepuh,
bisbul, podocarpus, kenanga, dan jenis-jenis tanaman lainnya. Selain berbagai tanaman tersebut juga tengah ditanam
tanaman native karst, karena sebagian
kawasan Tahura Bunder merupakan bagian dari ekosistem karst Gunung Sewu yang
memiliki ekosistem yang spesifik. Tanaman native karst tersebut diantaranya
adalah kepuh, bintaos, pulai, bulu, dlingsem, ilat-ilat, serut, tebelo pusuh,
dan beberapa jenis lainnya. Dengan semakin
beranekaragamnya vegetasi penyusun hutan, tentunya akan memperluas cakupan tipe habitat satwa sehingga
memungkinkan berbagai jenis satwa liar dapat hidup dan berkembangbiak di
kawasan hutan. Berbagai jenis satwa liar yang dapat dijumpai diantaranya
jenis-jenis burung seperti bubut jawa, cucak kutilang, madu sriganti, cekakak
jawa, tekukur, sepah kecil, bondol jawa, ayam hutan dan jenis-jenis burung
lainnya serta satwa lain seperti biawak, landak, ular, dan berbagai jenis satwa
liar lainnya.
Pariwisata Alam
Potensi keanekaragaman hayati dan
eksosistem kawasan Tahura Bunder tersebut dapat dimanfaatkan untuk kegiatan
pariwisata alam. Pengembangan pariwisata alam dilakukan dalam rangka
pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya. Sehingga
pariwisata alam yang dikembangkan adalah wisata minat khusus, seperti kegiatan
pendidikan dan penelitian. Berbagai macam kegiatan edukasi konservasi alam
melalui camping, outbound, wisata air di Sungai Oya dan
sebagainya dapat dilakukan di kawasan hutan konservasi Tahura Bunder. Pengelolaan kegiatan wisata alam di kawasan Tahura
Bunder juga melibatkan masyarakat sekitar dalam rangka pemberdayaan.
- Joharman ZW, S.Hut. (PEH Balai Tahura Bunder) -