Aug
20

Rintisan Wana Herbal Sereh Wangi Pada KTH Giriwana I RPH Kedungwanglu BDH Paliyan Gunung Kidul
Rintisan
tematik pengelolaan hutan “Wana Herbal Sereh wangi” yang telah dilakukan
oleh KTH Giriwana I sejak triwulan empat tahun 2020 berlokasi di petak 107 RPH
Kedungwanglu BDH paliyan seluas 1Ha. Menariknya, status kawasan yang
diusahakan oleh KTH Giriwana I yang beralamat di Padukuhan Klepu, Kalurahan
Banyusoca, Kapanewon Playen adalah hutan lindung yang notabene pemanfaatannya
lebih terbatas dibandingkan dengan hutan produksi dengan topografi lebih dari
45 derajat dan berdasarkan peta jenis tanah kabupaten Gunungkidul tahun 2001
jenis solumnya berupa Gromusol hitam.
Implementasi
tematik wana herbal pada KTH Giriwana I tersebut tidak terlepas dari peran
serta DLHK DIY melalui Balai KPH yang berada ditingkat tapak pada jajaran RPH
Kedungwanglu, BDH Paliyan baik ASN maupun tenaga bantu teknis lapangan. adapun
ruang lingkup peran serta tersebut mulai dari hulu (arahan pemanfaatan lahan
bawah tegakan, rekomendasi pemilihan jenis bibit sereh dan pendampingan teknis
dilapangan hingga hilir berupa pemasaran daun sereh wangi.
Landasan
arahan pemilihan jenis tanaman sereh wangi ungu untuk pemanfaatan lahan bawah
tegakan yang kemudian disingkat menjadi PLDT adalah kondisi wilayah kerja KTH
Giriwana I yang kerapatan tajuknya bagus sehingga tidak dapat diusahakan
tumpangsari secara optimal ditambah nilai
ekonomis yang cukup tinggi dari komoditas sereh wangi dan tidak berpotensi
merusak tanaman pokok Jati yang terdapat diwilayah kerja KTH Giriwana I karena
bersifat seperti tanaman rerumputan.
Sereh Wangi
Sereh wangi termasuk dalam famili Graminae
yang memiliki varian genus hingga 80 spesies, namun, yang utama adalah cymbopogon nardus dan Cymbopogon winterianus). Adapun klasifikasi
tanaman sereh wangi ungu adalah sebagai berikut :
Diviso :
Anthopyta
Phylum :
Angiospermae
Clas : Monocotyledonae
Famili :
Graminae
Genus :
Cymbopogon, Andropogon
Spesies : Cymbopogon nardus Redle, Cymbopogon
winterianus
Sumber : Balitbang Bogor, 2010.
Kebutuhan minyak sereh wangi dunia selalu
mengalami kenaikan 3-5 % setiap tahunnya. menurut Ditjenbun (2020) bahwa konsumsi
minyak serai wangi dunia mencapai 2.000-2.500 ton per tahun sedangkan RRC
memasok 600-800 ton pertahun sehingga masih terbuka peluang untuk Indonesia
dapat memenuhi kebutuhan pasar dunia ditinjau dari potensi wilayah dan mata
pencaharian utama rakyat Indonesia sebagai negara agraris..
Pola Tanam
penanaman
sereh wangi dapat dilakukan dengan dua skema yaitu sereh wangi sebagai tanaman
pokok dan sereh wangi sebagai tanaman sela. Khusus kawasan hutan negara, implementasi
penanaman sereh wangi hanya dapat dilakukan dengan skema sereh wangi sebagai
tanaman sela yang terakomodir dalam skema pemanfaatan lahan bawah tegakan
(PLDT).
berdasarkan
tujuannya, pola tanam sereh wangi dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu (1) tujuan pembibitan
dan (2) tujuan produksi. Pola tanam untuk tujuan pembibitan digunakan jarak
tanam rapat yaitu 1x 0,5 m atau 1 x 0,75 m. Namun, pola tanam untuk tujuan
produksi digunakan jarak tanam lebar atau renggang yaitu 1 x 1 m pada lahan
dengan kelerengan dibawah 15 %.atau 1 x 0,75 umtuk kemiringan diatas 15 %
(Balitabang Pertanian, 2010).
Pola
tanam sereh wangi yang dibudidayakan oleh KTH Giriwana I berupa pemanfaatan
lahan sela dibawah tegakan dominan Jati tahun tanam 2000an dengan jarak tanam
sereh wangi 1x1 m yang termasuk jarak tanam lebar/renggang. hal tersebut
dikarenakan kondisi tajuk yang sudah rapat sehingga diperlkan antisipasi
gangguan pertumbuhan karena kurangnya intensitas cahaya matahari dan
kemungkinan adanya kompetisi penyerapan unsur hara.
Pemanenan
KTH
Giriwana I hingga saat ini telah melakukan panen daun sebanyak 3 kali dengan
total perolehan produksi daun sereh
wangi sebanyak 8,361 ton dengan rincian 1,222 ton (panen 1 bulan November 2021),
4,39 ton (panen 2 bulan Februari 2021) dan 2,74 ton (panen ke 3 bulan Juni 2021).
Apabila rerata produksi daun sereh 45 ton/ha/th, untuk memenuhi kebutuhan pasar
±2000 ton minyak setara 4167 ton daun sereh segar (rendemen ±0.48) maka sektor
kehutanan Indonesia memiliki potensi yang sangat baik.
Rencana pengembangan kedepan
Budidaya sereh wangi ini yang akan dilakukan oleh KTH
Giriwana 1kedepan adalah budidaya terpadu atau skema Integrated Farming System untuk mengakomodir local wisdom pada
masyarakat sekitar kawasan yang tergabung dalam KTH Giriwana I sebagai peternak sapi sekaligus efisiensi inputan
proses produksi daun sereh wangi yang diusahakan..
Tanaman sereh wangi yang sudah dipanen kemudian dilakukan
penyulingan untuk menghasilkan minyak atsiri. Limbah daun sulingan bisa
dimanfaatkan untuk pakan sapi. Kotoran sapi bisa digunakan untuk pupuk kompos
dapat digunakan untuk tanaman sereh wangi serta bio gas sebagai bahan bakar
pada proses penyulingan. Dengan demikian, sereh wangi dapat dimanfaatkan
dan tidak menghasilkan limbah.Nah, untuk mewujudkan rencana pengembangan
tersebut diperlukan keterlibatan instansi terkait maupun stakeholder yang berkepentingan.
(Trisno Budi H)