Penyelamatan Anakan Alam Tumbuhan di Tahura Bunder

Salah satu tujuan Taman Hutan Raya Bunder adalah untuk koleksi tumbuhan baik yang alami atau bukan alami, jenis asli dan/atau bukan asli, yang tidak invasif yang dimanfaatkan untuk kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi. Salah satu upaya untuk menambah jumlah jenis koleksi yaitu dengan cara menyelamatkan anakan alam tumbuhan yang tersebar di seluruh kawasan Tahura Bunder.

Penyelamatan anakan alam tumbuhan bertujuan untuk penghutanan kembali dengan memanfaatkan anakan alami yang tumbuh di lantai hutan, serta menyelamatkan dan mengkonservasi jenis-jenis tanaman langka yang masih ada di Tahura Bunder. Salah satu kegiatan penyelamatan anakan alam yaitu dengan penandaan anakan alam.

Kegiatan penyelamatan anakan alam dilaksanakan secara swakelola dengan memberdayakan masyarakat sekitar Tahura Bunder sebagai tenaga harian lepas. Kegiatan ini dilakukan pada Maret 2023 di petak 11 Tahura Bunder.

Kegiatan penyelamatan anakan alam dilaksanakan dengan tahapan pelaksanaan sebagai berikut :

  • Penyelamatan anakan alam berupa penandaan anakan alam dilakukan oleh tenaga harian lepas dengan didampingi oleh petugas lapangan.
  • Sebelum dilakukan  penandaan,  tenaga  harian  lepas  melakukan  eksplorasi anakan alam yang perlu ditandai sesuai dengan sasaran jenis yang telah ditentukan.
  • Penandaan dengan pemberian label yang berisi informasi anakan alam pada batang anakan alam.
  • Dilakukan pemasangan ajir di sekitar anakan alam.

 

Berdasarkan rekapan hasil penandaan anakan alam tersebut, terdapat total 1061 batang anakan alam tumbuhan yang berhasil ditandai dengan jumlah jenis tumbuhan yaitu 48 jenis. Dari total 48 jenis tumbuhan tersebut, ditemui anakan alam dari beberapa jenis tumbuhan yang melimpah, yaitu tumbuhan mahoni, bintaro, walikukun, ehing, dan lamtoro.

Anakan alam tumbuhan yang sudah ditandai ke depannya akan dicabut dan ditanam kembali di lokasi yang masih terbuka ataupun lokasi yang kerapatan tegakannya masih jarang. Hasil penandaan anakan alam tersebut selain untuk kegiatan penganekaragaman jenis juga difungsikan sebagai tanaman koleksi, karena salah satu tujuan pengelolaan Tahura adalah koleksi tumbuhan dan satwa baik yang alami maupun bukan alami. Kegiatan penandaan anakan alam ini juga merupakan bagian dari upaya pengawetan berbagai jenis tumbuhan secara in-situ, yaitu pelestarian tumbuhan yang dilakukan di dalam kawasan (tidak dilakukan di luar habitatnya). Tumbuhan-tumbuhan tersebut perlu dilestarikan karena populasi dan keberadaannya di alam sudah sangat terbatas dan jarang ditanam oleh masyarakat karena tidak memiliki nilai ekonomi tinggi.

 

Kontributor : Eka Yuliana, A.Md. dan Fitri Kusriyanti, S.Hut (Balai Taman Hutan Raya Bunder )