Berita

Rehabilitasi Ekosistem Pantai dan Pesisir

Rehabilitasi Ekosistem Pantai dan Pesisir dlhk September 11, 2024 Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan DIY bersana PLN Peduli, Yayasan AII, dan FKPPRS melaksanakan Rehabilitasi Ekosistem Pantai dan Pesisir dengan melakukan penanaman cemara laut 2.500 batang di Pesisir Pantai Selatan Kabupaten Bantul dalam rangka Mendukung Pembentukan Ekosistem Ekonomi Berbasis Pariwisata yang diinisiasi oleh Yayasan Aksi Inspirasi Indonesia.   Filosofi Hamemayu Hayuning Bawana yang mengandung makna menjaga Bawana (dunia) ini tetap Hayu (indah) dan Rahayu (lestari) sebagai filosofi dan ciri khas tata nilai budaya Yogyakarta yang bersifat universal, komprehensif dan holistik, selaras dan relevan untuk dikembangkan dalam rangka peningkatan daya dukung kawasan pesisir selatan DIY.   Tanaman cemara laut memiliki peran yang sangat penting dan mendapat perhatian khusus dalam konservasi lahan pantai guna memelihara kelestarian sumber daya alam daerah pesisir pantai serta mitigasi bencana yang berpotensi menimbulkan kerugian fisik tinggi. Selain berfungsi sebagai penahan angin, pembentuk iklim mikro dan habitat satwa, nilai estetika pohon cemara laut juga turut menambah daya tarik tersendiri dalam pembentukan ekosistem ekonomi yang berbasis pariwisata.   Pengelolaan Kawasan Ekosistem Esensial (KEE) tidak hanya dilakukan oleh DLHK semata, melainkan dilakukan secara kolaboratif sebagaimana diamanatkan dalam SK Gubernur DIY Nomor 117/KEP/2022, Tanggal 13 Mei 2022 tentang Pembentukan Forum Pengelola Kawasan Ekosistem Esensial Lahan Basah DIY. Berkenaan dengan hal tersebut, agar sekiranya pengelolaan Kawasan Ekosistem Esensial khususnya Kawasan Mangrove Baros-Penglik ini, dapat dilakukan secara kolaboratif, partisipatif dan bersama-sama dengan tujuan pengelolaan bagi peningkatan fungsi ekologis dan ekonomis kawasan dapat tercapai, sehingga dapat memberikan nilai manfaat bagi kepentingan perlindungan kawasan, pelestarian ekosistem, pengawetan kehati, dan pemanfaatan berkelanjutan.  

Rehabilitasi Ekosistem Pantai dan Pesisir Read More »

Penyelamatan Anakan Alam Tumbuhan di Tahura Bunder

Salah satu tujuan Taman Hutan Raya Bunder adalah untuk koleksi tumbuhan baik yang alami atau bukan alami, jenis asli dan/atau bukan asli, yang tidak invasif yang dimanfaatkan untuk kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi. Salah satu upaya untuk menambah jumlah jenis koleksi yaitu dengan cara menyelamatkan anakan alam tumbuhan yang tersebar di seluruh kawasan Tahura Bunder. Penyelamatan anakan alam tumbuhan bertujuan untuk penghutanan kembali dengan memanfaatkan anakan alami yang tumbuh di lantai hutan, serta menyelamatkan dan mengkonservasi jenis-jenis tanaman langka yang masih ada di Tahura Bunder. Salah satu kegiatan penyelamatan anakan alam yaitu dengan penandaan anakan alam. Kegiatan penyelamatan anakan alam dilaksanakan secara swakelola dengan memberdayakan masyarakat sekitar Tahura Bunder sebagai tenaga harian lepas. Kegiatan ini dilakukan pada Maret 2023 di petak 11 Tahura Bunder. Kegiatan penyelamatan anakan alam dilaksanakan dengan tahapan pelaksanaan sebagai berikut : Penyelamatan anakan alam berupa penandaan anakan alam dilakukan oleh tenaga harian lepas dengan didampingi oleh petugas lapangan. Sebelum dilakukan  penandaan,  tenaga  harian  lepas  melakukan  eksplorasi anakan alam yang perlu ditandai sesuai dengan sasaran jenis yang telah ditentukan. Penandaan dengan pemberian label yang berisi informasi anakan alam pada batang anakan alam. Dilakukan pemasangan ajir di sekitar anakan alam.   Berdasarkan rekapan hasil penandaan anakan alam tersebut, terdapat total 1061 batang anakan alam tumbuhan yang berhasil ditandai dengan jumlah jenis tumbuhan yaitu 48 jenis. Dari total 48 jenis tumbuhan tersebut, ditemui anakan alam dari beberapa jenis tumbuhan yang melimpah, yaitu tumbuhan mahoni, bintaro, walikukun, ehing, dan lamtoro. Anakan alam tumbuhan yang sudah ditandai ke depannya akan dicabut dan ditanam kembali di lokasi yang masih terbuka ataupun lokasi yang kerapatan tegakannya masih jarang. Hasil penandaan anakan alam tersebut selain untuk kegiatan penganekaragaman jenis juga difungsikan sebagai tanaman koleksi, karena salah satu tujuan pengelolaan Tahura adalah koleksi tumbuhan dan satwa baik yang alami maupun bukan alami. Kegiatan penandaan anakan alam ini juga merupakan bagian dari upaya pengawetan berbagai jenis tumbuhan secara in-situ, yaitu pelestarian tumbuhan yang dilakukan di dalam kawasan (tidak dilakukan di luar habitatnya). Tumbuhan-tumbuhan tersebut perlu dilestarikan karena populasi dan keberadaannya di alam sudah sangat terbatas dan jarang ditanam oleh masyarakat karena tidak memiliki nilai ekonomi tinggi.   Kontributor : Eka Yuliana, A.Md. dan Fitri Kusriyanti, S.Hut (Balai Taman Hutan Raya Bunder )

Penyelamatan Anakan Alam Tumbuhan di Tahura Bunder Read More »